Sabtu, 13 April 2013

AKUNTANSI INTERNASIONAL


NOFICA ARIYANTI / 24209937 / 4 EB 17
AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB. 1 PENDAHULUAN
BAB. 8 AUDITING ( 8.1 PROFESI AKUNTANSI DAN AUDITING )

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Akuntansi : Sebuah Bahasa Bisnis
Akuntansi merupakan alat untuk menyampaikan informasi keuangan dari sebuah entitas usaha yang melakukan kegiatan bisnis. Akuntansi merupakan alat komunikasi bisnis, oleh karena itu akuntansi, akuntansi disebut bahasa bisnis. Bahasa dapat dipelajari demikian pula akuntansi dapat dan perlu dipelajari agar dapat terjadi komunikaso bisnis antar pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntansi bukan sepenuhnya merupakan bahasa asing. Problem pembelajaran akuntansi adalah seperti halnya orang Amerika belajar untuk berbahasa Inggris. Demikian juga, sejumlah kata digunakan di dalam akuntansi dengan arti yang berbeda dengan pemakaian sehari-hari.
Akuntansi juga menyerupai bahasa dalam hal bahwa sejumlah aturan akuntansi bersifat definitive sementara yang lain tidak. Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, demikian juga akuntansi. Semakin kompleks dunia bisnis dan keuangan, semakin kompleks pula informasi keuangannya. Sejumlah aturan yang berlaku sekarang, mungkin pada masa yang akan dating dimodifikasi untuk memenuhi perkembangan atau perubahan kebutuhan organisasi dan konstituennya, yang sudah tidak dapat dipenuhi lagi dengan aturan yang berlaku sekarang.


1.2  Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
Perkembangan bisnis selanjutnya diwarnai dengan pemisahan antara fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan. Pada tahap ini mulai terjadi
·         2 kelompok pemakai laporan keuangan yaitu :Manajemen
1.      Sebagai pihak internal perusahaan, dan pihak eksternal yang anatara lain terdiri dari investor dan kreditor. Manajemen mempunyai akses terhadap proses penyusunan laporan keuangan, sedangkan pemakai laporan keuangan yang lain, yaitu
2.      pemakai eksternal, tidak mempunyai akses terhadap akses penyusunan laporan.
·         Timbul 2 tipe akuntansi yaitu :
1.      Akuntansi Manajemen
Digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan dan pengendalian serta pengambilan keputusan yang terkait dengan operasi perusahaan.
2.      Akuntansi Keuangan
Digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemakai eksternal akan informasi keuangfan yang terkait dengan perusahaan yang bersangkutan.
1.3  Perkembangan Praktik Akuntansi
·         Sebelum Perang Dunia Kedua
Pengaruh akuntansi Inggris mendominnasi seluruh Negara berbahasa inggris dan pengaruh Perancis-Jerman menembus negara-negara yang menerapkan undang-undang ( code law) seperti Belgia, Jepang, Swedia, dan Swiss.
·         Awal Tahun 1990-an
AS merupakan kekuatan yang gemilang dalam akuntansi global. Pada saat yang sama, dan ini memang sepantasnya, Negara-negara lain tidak berhasrat mengadopsi standar-standar dan prinsip-prinsip akuntansi yang dikembangkan oleh AS. Alasannya karena prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh AS tidak cocok untuk diterapkan di Negara-negara lain yang disebabkan karena fakto-faktor ekonomi, social, dan politik.


1.4  Diversitas Akuntansi
Akuntansi suatu yurisdiksi atau Negara berbeda dengan akuntansi yurisdiksi atau Negara yang lain, sesuai dengan factor-faktor penyebab yang terdapat pada masing-masing yurisdiksi. Berikit ini uraian mengenai diversitas akuntansi tersebut dilihat dari aspek pengukuran asset dan kewajiban dan aspek penentuan modal dan laba periodik.
1.      Pengukuran Aset dan Kewajiban
Para akuntan masih mengukur sebagian besar asset bisnis dunia atas dasar biaya-biaya historis, namun konsep pengukuran ini tidak diaplikasi secara murni. Biaya transaksi awal dicampur dengan berbagai teknik penilaian penilaian pasar sekarang ( current market ), aplikasi biaya-biaya sekarang ( current cost ), biaya-biaya historis ( hystorical cost ) dalam praktik-praktik akuntansi.
Pada IFRS ( Internasional Financial Reporting Standards ) yang diterbitkan oleh IASB lebih banyak menggunakan fair value, telah menggusur pilihan terhadap PABU AS yang banyak menggunakan biaya-biaya historis.
2.      Penentuan Modal dan Laba Periodik
Hubungan antara asset dan kewajiban dengan penentuan laba periodic tentu saja menimbulkan efek resiprokal. Biasanya overstatement atau understatement asset atau klewajiban dilaksanakan melalui inklusi atau eksklusi laporan laba-rugi yang bersangkutan. Dibeberapa Negara, misalnya Irlandia, Australia, Inggris, Peru, dan Selandia Baru, goodwill secara umum tidak diamortisasi sama sekali. Variasi procedural yang mirip juga berlaku untuk biaya riset dan pengembangan, biaya eksplorasi minyak dan mineral, biaya promosi penjualan, pendidikan dan pelatihan staf, dan berbagai transaksi atau kejadian lain.
1.5  Peran Akuntansi
Peran akuntansi berbeda antar Negara. Perbedaan peran ini dapat mempengaruhi orientasi dan kandungan informasi laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan dimasing-masing Negara dan penggunaan laporan keuangan tersebut.
Akuntansi merupakan pusat dari proses alokasi sumber-sumber keuangan di pasar modal. Pada sector nonsekuritas, akun-akun keuangan memberikan basis yang penting bagi keputusan pemberian pinjaman oleh institusi-institusi keuangan di kebanyakan Negara.
Laporan keuangan adalah penting bagi terlaksananya pengawasan yang memadahi yang dilaksanakan oleh bank dan institusi keuangan lainnya. Tuntutan regulastori terhadap bank dan institusi keuangan yang lain biasanya didasarkan pada informasi akuntansi yang disusun oleh perusahaan.
Bukti menujukan bahwa laporan akuntansi adalah relevan dengan keputusan yang diambil oleh investor dalam pembelian atau penjualan saham. Arti penting laporan akuntansi bagi para investor telah ditunjukkan oleh penelitian-penelitian terhadap para pemakai laporan keuangan dibanyakl Negara.
1.6  Koporasi Multinasional dan Keterlibatannya Dalam Bisnis Internasioanal
Akuntansi internasional terutama diperlukan oleh pasar modal yang telah mengglobal dan perusahaan yang bisnisnya mengglobal. Perusahaan yang paling rendah tingkat globalisasi bisnisnya adalah perusahaan yang mempunyai transaksi utang- piutang dalam valuta asing (valas), sementara yang tingkat globalisasinya paling tinggi adalah korporasi multinasional.
      Kemampuan korporasi dalam menggunakan factor-faktor produksi yang tersedia secara global merupakan factor-faktor yang jauh lebih penting dalam pembentukan daya saing internasioanal daripada perbedaan makroekonomi anatar Negara.
1.7  Pengertian Akuntansi Internasional
Ada 2 tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dana akuntansi manajemen. Tujuan akuntansi manajemen adalah untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen , yang merupakan pihak internal perusahaan, di dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan perusahaan.
      Akuntansi internasional mencangkup akuntansi keuangan dan akuntansi m,anajemen. Ini berarti akuntansi internasioanl bukan merupakan tipe akuntantasi tersendiri serupa dengan akuntansi sector public, yang juga mnecangkup akuntansi keuangan dan akuntansu manajemen dan diterapkan untuk institusi-institusi layanan publik.
      Akuntansi internasional dituntut untuk mampu melaporkan transaksi bisnis lintas batas dan menyusun laporan keuangan konsolidasian dari sejumlah entitas bisnis yang secara yuridis formal masing-masing berdiri sendiri-sendiri.
      Dalam dimensi internasioanal, pelaporan kepada pihak luar menjadi bertambah kompleks, penybabnya adalah :
1)      Nilai mata uang masing-masing Negara yang berbeda-beda
2)      Perbendaan akuntansi yang digunakan oleh masing- masing entitas bisnis yang berada diberbagai Negara atau yurisdiksi yang berbeda-beda.
Akuntansi manajemen berkenaan dengan penyediaan informasi untuk membantu manajemen dalan mengoperasikan perusahaan yang telah ditetapkan. Terutama pada perusahaan pencari laba, akuntansi manajemen berfokus pada upaya efisiensi yang berupa :
1)      Pemanfaatan secara maksimal fasilitas perusahaan.
2)      Minimisasi pajak
1.8  Lingkup Akuntansi Internasional dan Organisasi Buku Ini
Mempelajari akuntansi adalah mempelajari bagaimana mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi keuangan serta bagaimana menginterpretasi dan menganalisis laporan keuangan. Akuntansi internasional adalah akuntansi yang mempunyai perspektif internasional. Dalam perspektif internasional, akuntansi berkenaan dengan diversitas akuntansi dan keragaman yurisdiksi. Diversitas akuntansi merupakan problem yang telah, sedang, dan akan terus diupayakan solusinya.

Referensi :
Buku : Sunardi dan Danang Sunyoto.2011.Akuntansi Internasional.Amara Book, Yogyakarta

BAB 8
AUDITING
      Auditing eksternal internasional merupakan profesi independent yang memberikan jasa nilai tambah global untuk jasa seperti misalnya konsultasi pajak, pelatihan, pemeriksaan system poengendalian uang, dan jasa akuntansi.
      Perusahaan yang merambah lingkup internasional juga akan membutuhkan para konsultan keuangan internasional. Ini mendorong akuntan professional untuk mengorganisasi diri kedalam organisasi global yang memberikan kisaran jasa yang luas di seluruh dunia.


8.1 Profesi Akuntansi dan Auditing
Keberhasilan auditing memerlukan tiga persyaratan penting, yaitu :
1)      Pribadi yang cakap dan indepeden
2)      Informasi yang dapat dikuantifikasi dan diverifikasi
3)      Kriteria yang mapan yang berupa standar auditing
      Persyaratan ini diperlukan untuk auditing domestic maupun auditing internasional. Yang perlu diperhatikan adalah adanya perbedaan mengenai jalan yang harus ditempuh untuk menjadi seorang auditor, bentuk dan isi laporan keuangan, serta standar auditor. Factor-fakto ini menjadi masalah dalam auditing lintas Negara.
      Sebagai contoh, apakah mungkin bagi auditor perusahaan BMW Jerman untuk berpegang pada opini auditor AS untuk sebuah cabang BMW di AS, mengingat bahwa PABU AS berbeda dengan PABU Jerman, sehingga kualifikasi auditor AS juga berbeda dengan kualifikasi auditor Jerman, dan bahwa standar auditing di AS juga berbeda berbeda dengan  standar auditing di Jerman. Kualitas auditing disetiap Negara ditentukan oleh sejumlah factor, seperti reputasi profesi akuntansi dan auditing, kualitas system pendidikan, dan proses sertifikasi. Reputasi profesi tersebut untuk menarik orang-orang yang cakap, sementara system pendidikan mencerminkan pelatihan khusus yang diberikan kepada para kandidat potensial yang akan menekuni profesi akuntansi.
      Proses pemberian lisensi disejumlah Negara, termasuk Indonesia, dilaksanakan oleh sector swasta, sementara di sjumlah Negara lain dilaksanakan oleh sector publik. Di AS, masing-masing Negara bagian berhak untuk memberikan sertifikat kepada para kandidat, dan masing-masing Negara bagian tersebut mem=nentukan termin pendidikan dan persyaratan pengalaman yang berbeda.
      Serifikasi di Inggris juga dilaksanakan oleh sector swasta, tetapi di Jerman dan Perancis, pemerintah jauh lebih banyak terlibat dalam proses sertifikasi tersebut.proses lisensi atau pemberian sertifikat juga merupakan sebuah fungsi dari sejumlah factor lain, seperti misalnya identifikasi kandidat, persyaratan pendidikan, persyaratan pengalaman, dan ujian. Sertifikasi juga mempunyai aspek untuk menunjukan kemampuan akuntan pemegang sertifikat di sebuah Negara untuk berpraktik di Negara lain.
Referensi :
Buku : Sunardi dan Danang Sunyoto.2011.Akuntansi Internasional.Amara Book, Yogyakarta

Jumat, 11 Januari 2013

Perusahaan Yang Melakukan Komitmen Etis



Nofica Ariyanti, 24209937, 4 EB 17
Perusahaan Yang Melakukan Komitmen Etis
Pengalaman PT. Sari Bumi Kusuma (PT.SBK) dalam pengelolaan hutan alam sejak tahun 1978 yang tetap eksis sampai dengan saat ini merupakan bukti nyata bahwa prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari sebenarnya telah diterapkan dengan baik oleh PT. SBK. Dalam orientasi pembangunan perusahan kedepan dan mengantisipasi dinamika tuntutan blobal, maka PT. SBK menyadari betul pentingnya menjaga kinerja perusahaan secara sungguh-sungguh melalui kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku dari pemerintah (Kementerian Kehutanan) dan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari yang mengacu pada standar yang ada, baik standar nasional yang dibangun oleh Kementerian Kehutanan maupun standar Internasional yang mengacu pada prinsip-prinsip Forest Stewardship Council (FSC).

Minggu, 25 November 2012

Budaya Organisasi dapat Mempengaruhi Perilaku Etis Seseorang



Bagaimana budaya organisasi dapat mempengaruhi perilaku etis seseorang ?
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan memahami karakteristik budaya suatu organisasi, dan tidak terkait dengan apakah karyawan menyukai karakteristik itu atau tidak. Budaya organisasi adalah suatu sikap deskriptif, bukan seperti kepuasan kerja yang lebih bersifat evaluatif.
1.      Perilaku etis berkaitan dengan istilah etika, moral dan etis
·         Etika (kata benda) adalah suatu sistem atau aturan moral seseorang, keagamaan, kelompok, profesi dan sebagainya.
·         Moral (kata sifat) adalah kemampuan untuk membedakan antara hal-hal yang benar dan salah baik dan kurang baik suatu tindakan atau karakter tertentu.
·         Etis (kata sifat) adalah kemampuan memilih etika atau moralitas, sesuai dengan standar moral atau aturan-aturan yang ada dalam kelompok atau profesi tertentu.
Perilaku etis adalah tindakan yang secara etis dapat membedakan mana yang benar dan salah sesuai dengan aturan-aturan  moral.
·         diterima oleh masyarakat.  tidak berarti bahwa tindakan yang sesuai dengan peraturan (legal) adalah selalu etis.
·         perilaku etis adalah suatu perilaku menurut aturan (legal) ditambah sesuatu hal yang lain. Sesuatu hal yang lain ini adalah standar moral, atau sesuatu yang dilandaskan pada nilai-nilai norma kelompok atau nilai-nilai atau norma-norma yang memberi arti terhadap aturan-aturan moral.
·         Pengertian masyarakat adalah berarti kelompok, organisasi dan berarti masyarakat secara umum.

2.      Beberapa isu etis yang sering dijumpai dalam dunia  kerja antara lain:
1.      Keadilan dan kejujuran, 
menyangkut kepatuhan pada semua peraturan dan undang-undang; perlakuan diskriminasi, masalah praktik penipuan, intimidasi, penyajian informasi keliru secara sengaja, informasi yang menyesatkan, peluang celah-celah hukum,  dan lain-lain.
2.      Hubungan-hubungan organisasional, 
persoalan-persoalan seperti pelecehan seksual, pembocoran informasi rahasia, perampasan ide rekan kerja, pembatalan kesepakatan secara sepihak, pemaksaan terhadap pihak lain untuk berperilaku tidak etis, praktek monopoli, dan sebagainya.
3.      Konflik kepentingan, 
memanfaatkan situasi tertentu untuk kepentingan pribadi dan merugikan organisasi atau pihak-pihak lain, contohnya: praktik KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme), praktek uang pelicin, kebiasaan jam karet, korupsi waktu, dan sebagainya.
4.      Komunikasi, 
masalah komunikasi bisnis (terutama iklan) yang menyesatkan, contohnya berkaitan dengan label “100% halal”, “low fat, fat free, natural preservative”; praktik penipuan diskon (harga telah dinaikkan baru didiskon), menyembunyikan informasi, memanfaatkan “blow-up” informasi, dan seterusnya.
3.      FAKTOR-FAKTOR PENGARUH

a)      Faktor Individu,
tingkat pengetahuan, nilai moral, sikap pribadi, tujuan pribadi, dan lain-lain.
b)      Faktor Sosial,
norma budaya; keputusan, tindakan dan perilaku rekan kerja; serta nilai moral dan sikap kelompok referensi (seperti suami/istri/pacar, teman, saudara, dll).
c)      Kesempatan/Peluang,
kebebasan yang ‘diberikan’ organisasi pada setiap karyawan untuk berperilaku tidak etis. Hal ini tercermin pada kebijakan, prosedur, dan kode etik organisasional.
4.      UPAYA PENDORONGPERILAKU ETIS
1.      Peran pemerintah, penyusunan peraturan dan penegakan law enforcement melalui penerapan Good Governance.
2.      Peran asosiasi bisnis, perancangan, pemberlakuan dan pemantauan implementasi ethical guidelines atau business conducts  yang berlaku untuk setiap anggotanya dengan pemberian sanksi profesi.
3.      Peran perusahaan, penyusunan dan pemberlakuan kode etik (pedoman tertulis perilaku yang dapat diterima dan etis yang diharapkan oleh sebuah organisasi, termasuk sanksi pelanggarannya), inisiatif aktif para manajer untuk berperan sebagai role model dalam pembuatan keputusan etis, melatih karyawan agar dapat membuat keputusan secara etis, dan penugasan ethics officers sebagai koordinator pelaksanaan kode etik dalam organisasi. Pembentukan lembaga kepatuhan terhadap peraturan (compliance) langsung di bawah Direksi Utama.
4.      Peran individual karyawan, melalui  kebiasaan whistle blowing (menginformasikan kepada wartawan, publik atau pemerintah mengenai perilaku tidak etis di tempat kerjanya.
5.      Peran individual karyawan, melalui  kebiasaan whistle blowing (menginformasikan kepada wartawan, publik atau pemerintah mengenai perilaku tidak etis di tempat kerjanya.

SUMBER :